Apa yang Kita Cari?


 Russel Conwell, dalam bukunya yang berjudul Acres of Diamonds. Bercerita tentang seorang laki-laki tua bernama Ali Hafed yang tinggal di dekat Sungai Indus. Ali memiliki lahan pertanian yang sangat luas yang dijadikannya kebun buah-buahan, ladang gandum, dan kebun bunga. Ia juga memiliki uang yang banyak. Ali adalah orang kaya yang bahagia.

Pada suatu hari, Ali kedatangan tamu, seorang pemuka agama yang bercerita tentang keindahan batu permata. Si pemuka agama itu berkata, "Anakku, kalau kau memiliki sebuah batu permata sebesar ibu jarimu, kamu bisa membeli sebuah kota. Kalau kamu memiliki tambang permata, kamu bisa membuat anak-anakmu menjadi raja."

Setelah pemuka agama itu pergi, Ali Hafed begitu terkesan. Bahkan, berhari-hari ia selalu membayangkan permata itu. Sejak saat itulah Ali Hafed mulai merasa ada yang kurang dalam hidupnya. Ia membayangkan betapa menyenangkan jika bisa memiliki permata seperti itu.

Pada suatu hari, Ali membulatkan tekad. Ia memutuskan menjual rumah serta ladangnya. Anak dan istrinya ia titipkankan kepada tetangganya disertai dengan biaya hidup mereka. Dengan uang yang tersisa, Ali Hafed memutuskan pergi mengembara untuk mencari permata-permata yang luar biasa itu. Dia mencari ke segala penjuru kota, bahkan menyebarang ke negeri yang jauh.

Selama belasan tahun ia mencoba mencari permata itu hingga kelelahan fisik, mental, dan emosional. Dan akhirnya, di dalam kemiskinan dan rasa putus asa ia mengakhiri hidupnya dengan terjun ke laut Barcelona, Spanyol.

Sementara itu rumahnya sudah ditempati oleh petani lain. Suatu hari, saat sedang memberi minum unta di sungai dangkal dalam kebunnya, petani tersebut melihat sebuah batu aneh yang memancarkan sinar warna warni. Batu itu kemudian dibawa si petani ke rumah, diletakkan di atas bak perapian begitu saja dan melupakannya.

Suatu hari, seorang pemuka agama yang biasa mengunjungi rumah warga di sekitar kebun itu  bertandang ke rumah petani tersebut dan melihat batu berkilauan itu. Si pemuka agama berkata,"Ini, kan, batu berlian! Apakah Ali Hafed sudah kembali?"

"Oh tidak, ia tak akan pernah kembali dan batu itu bukanlah berlian. itu hanya sebuah batu yang kami temukan di kebun kami, " jawab petani

"Percayalah, aku sanagat mengenal berlian begitu aku melihatnya. aku tahu pasti, ini berlian", kata pemuka agama itu.

Kemudian mereka bersama-sama bergegas keluar menuju kebun tua itu dan menggali pasir putih dengan jari-jari mereka, dan itu dia! Ada lagi batu-batuan yang lebih cantik dan berharga dibandingkan pertama. 

Itulah sejarah ditemukannya tambang berlian Golcanda, tambang terkaya sepanjang sejarah manusia. Berlian-berlian Kohinoor dan Orloff yang menghiasi mahkota kerajaan Inggris dan Rusia berasal dari tambang itu.

Kisah ini menggambarkan, betapa kita sering sibuk mencari sesuatu, padahal terkadang kita sendiri tidak tahu apa yang sedang kita cari.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bicara Tentang Palestina Dalam Kelas

Belum Jadi Guru Yang Baik

Guru Aini