Istighfar yang Berbalas Kontan

 


"Barangsiapa membiasakan diri untuk beristighfar, Allah akan memberikan jalan keluar baginya dari setiap kesulitan, akan memberikan kebahagiaan dari setiap kesusahan, dan akan memberi rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka."

(HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah)

Seringkali masalah menerpa dengan tiba-tiba, datang tanpa aba-aba, saat manusia belum menyusun bata persiapan, tetapi Allah tidak pernah melepaskan sedikitpun hamba-Nya begitu saja.

            Sore itu, jalanan semakin macet, lampu-lampu jalanan mulai menyala. Jarum jam menunjukkan pukul 17.30 wita. Saatnya ia pulang ke tempat tinggalnya. Jarak rumah dengan tempat kegiatan hari itu cukup jauh, membutuhkan waktu kurang lebih 30 menit jika tidak macet untuk sampai di rumah.

            Dari tempat kegiatan ia mengendarai sepeda motor. Baru sepuluh menit ia mengendarai dengan santai. Motor mulai terasa berat untuk bergerak, sejenak ia menepi untuk mengecek keadaan motor.

Benar saja, motornya ada masalah, bannya pecah. Sempat kebingungan meminta bantuan. Dengan keberanian ia mendorong motor sampai menemukan sebuah bengkel kecil. Jiwanya berkecamuk, karena langit semakin gelap.

Setelah memberitahukan keadaan motornya pada pemilik bengkel, sejenak ia duduk beristirahat setelah kehabisan tenaga mendorong motor. Beberapa menit kemudian ia tersadar dan segera mengecek dompetnya. Qadarullah, uang yang ia miliki tak seberapa, tak cukup untuk membayar perbaikan motor.

Ia langsung teringat dengan temannya. Segera ia meraih telepon genggam yang ada di di dalam tas kemudian menghubunginya. Temannya pun hanya bisa minta maaf dan mendoakan karena dia juga tidak memiliki uang sebanyak yang ia minta. Kembali ia berpikir kira-kira siapa lagi yang bisa membantu.

Kembali ia menghubungi temannya yang lain, tapi hasilnya sama. Ia hanya bisa pasrah dengan keadaan demikian. Langit yang biru sudah berganti menjadi hitam. Sinar cahaya lampu menyinari seluruh rumah sejauh mata memandang.

Ia duduk terdiam, rasanya sangat malu untuk memberitahukan keadaannya pada pemilik bengkel. dengan wajah tertunduk ia beristighfar dan tanpa terasa air matanya mengalir menumpahkan beban pikiran yang dihadapi saat itu. Terus saja ia beristighfar. Ia yakin Allah tak akan pernah melepaskannya sendiri.

Cerita ini mengingatkan pada sebuah kisah yang mashur.  Sebuah kisah yang datang dari seorang ulama tabi’in bernama Hasan al-Bashir yang ia pernah dengar.

“Suatu hari ada tiga orang tamu berkunjung pada Hasan Al-Bashir untuk menyampaikan berbagai permasalahan yang mereka alami. Tamu yang pertama mengeluhkan tentang musim paceklik yang berkepanjangan dan  hasil panennya yang sedikit. Lalu beliau menasehatinya, “Mintalah ampun (istighfarlah) kepada Allah agar musim paceklik itu segera berlalu.

Tamu yang kedua  bertanya, “Wahai syaikh, sudah lama saya ingin memiliki keturunan. Namun, Allah belum mengaruniai kami. Apa yang bisa kami lakukan?” beliau menjawab, “Perbanyaklah istighfar agar kelak Allah memberi keturunan.”

Dan tamu yang terakhir  mengadukan tentang tanamannya yang lambat berbuah, lalu beliau lagi-lagi mengatakan: “perbanyaklah istighfar, agar tanaman cepat berbuah.”

Semua keluhan dan aduan itu beliau memberikan jawaban berupa “Beristighfarlah kepada Allah.” Melihat jawaban itu seorang muridnya yang menyaksikan kejadian tadi bertanya “Wahai Syaikh, tadi orang-orang berdatangan kepadamu mengadukan berbagai permasalahan, dan engkau memerintahkan mereka semua agar beristighfar , mengapa demikian?”

Hasan Al-Bashri menjawab “Aku tidak menjawab berdasarkan pikiranku sendiri, tetapi karena Allah Subhanahu wata’ala telah mengatakan dalam firman-Nya.

Maka aku katakan kepada mereka: ‘Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.” (QS. Nuh: 10-12)

        Kembali pada cerita di awal. Ia percaya atas janji-janji Allah. Matanya menatap ke segala penjuru. Sejenak ia terhenti berkedip setelah melihat seseorang yang turun dari motor tepat di depan warung sebelah bengkel motor. Orang tersebut adalah orang yang ia kenal dengan baik.

Tanpa menunggu lama ia menghampirinya. Dengan sedikit rasa malu ia menceritakan kondisi yang dihadapinya. Allah sungguh tak membiarkan ia sendiri sedikit pun seperti termaktub dalam zikir pagi dan petang “ Jangan biarkan aku sendiri sedikitpun”. Alhamdulillah, Allah menolongnya melalui wasilah orang itu.

Dengan istighfar Allah memberikan jalan atas masalah yang dihadapi manusia. Sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Ibnu Majah:

 "Barangsiapa membiasakan diri untuk beristighfar, Allah akan memberikan jalan keluar baginya dari setiap kesulitan, akan memberikan kebahagiaan dari setiap kesusahan, dan akan memberi rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka."

Orang-orang berimana menjadikan istighfar sebagai kebutuhan. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bicara Tentang Palestina Dalam Kelas

Belum Jadi Guru Yang Baik

Guru Aini